Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Manfaat TOGA


LAPORAN HASIL STUDI WISATA
Di Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup
Seloliman Trawas Mojokerto



TANAMAN OBAT KELUARGA
Jahe Serai Kapulogo Cengkeh Kemukus Keningar dan Secang



Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Semester Genap Kelas XI
MADRASAH ALIYAH NEGERI LUMAJANG
Tahun Pelajaran 2010/2011







 















Oleh :
Moh. Riyan Basofi
XI IPA 2









MADRASAH TERPADU MODEL PONDOK PESANTREN
(MADU MPP)
MADRASAH ALIYAH NEGERI LUMAJANG
Jl. Citandui No. 75 Telp. (0334) 882 987 Lumajang 67315
Halaman Pengesahan



Judul Laporan                  : TANAMAN OBAT KELUARGA (Jahe Serai  Kapulogo Cengkeh Kemukus Keningar dan Secang)
Penulis                              : Moh. Riyan Basofi
Disahkan pada Tanggal    :
Oleh                                 :

Pembimbing


                                                   Drs. H. L. Tafridji         
NIP: 19530610 198302 1 001

 


Wli Kelas XI IPA 2


Susi Handayani, S.Ag
NIP: 19751007 200710 2 004



Kepala Madrasah Aliyah Negeri Lumajang


Drs. H. M. Nur Sjahid, MA
NIP:19520803 198303 1 002













KATA PENGANTAR


            Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Ilahi Robbi, karena atas limpahan berkat, rahmat dan hidayah-Nya kita masih bisa melaksanakan kewajiban kita dengan baik. Sholowat serta salam mudah – mudahan tetap tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW. yang telah membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang. Tak lepas dari kuasa Ilahi penulis dapat menyelasaikan laporan hasil studi wisata yang dilaksanakan di PPLH Seloliman, Trawas, Mojokerto.

            Laporan hasil studi wisata ini mengambil tema TOGA karena dijaman modernisasi seperti saat ini banyak hal – hal yang tak pernah terduga ternyata sangat berguna salah satunya adalah TOGA, manusia modern kerap menyepelekan hal yang dianggap tidak berguna tetapi pada dasarnya yang natural adalah yang terbaik bagi kita.  Laporan ini disusun berdasrkan apa yang telah penulis amati di PPLH Seloliman, Trawas, Mojokerto. Namun diluar dari itu penulis berharap kemakluman dari pembaca karena penulis juga masih dalam tahap belajar.

            Laporan hasil studi wisata ini tidak akan pernah terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu melalui materi, maupun pikiran kepada penulis, penulis sangat sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis untuk menyeselaikan laporan ini, utamanya kepada:
a.       Orang tua saya baik bapak maupun ibu yang selalu mendukung serta membiayai segala sesuatu yang dibutuhkan dalam studi wisata maupun penyelesaian penulisan laporan ini,
b.      Pembimbing yang tidak pernah ada bosannya untuk membimbing dan membenahi penulisan laporan ini, hingga laporan ini terselesaikan dengan baik,
c.       Kepala Madrasah Aliyah Negeri Lumajang yang mendukung secara penuh kegiatan studi wisata ini.

Dan akhirnya penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amiiin.


                                                                                    Lumajang,       Januari 2011



                                                                                                Penulis
















DAFTAR ISI

Halaman Judul
Halaman Pengesahan................................................................................................ i
Kata Pengantar......................................................................................................... ii
Daftar Isi    ............................................................................................................. iii

BAB I        : PENDAHULUAN............................................................................. 1
A.    Latar Belakang.............................................................................. 1
B.     Tujuan Penulisan Laporan............................................................. 2
C.     Ruang Lingkup Laporan............................................................... 2

BAB II       : PEMAPARAN HASIL STUDI WISATA........................................ 4

BAB III     : PEMBAHASAN HASIL STUDI WISATA..................................... 6
A.    Jahe............................................................................................... 6
B.     Serai / Sereh.................................................................................. 9
C.     Kapulogo..................................................................................... 11
D.    Cengkeh...................................................................................... 14
E.     Kemukus..................................................................................... 16
F.      Keningar...................................................................................... 17
G.    Kayu Secang............................................................................... 18

BAB IV     : PENUTUP........................................................................................ 21
A.    Kesimpulan.................................................................................. 21
B.     Saran............................................................................................ 21

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 22
LAMPIRAN.......................................................................................................... 23






















BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Jumlah tanaman obat yang dimanfatkan oleh masyarakat baru sekitar 1.000 hingga 1.200 jenis, dan yang digunakan secara rutin dalam industri obat tradisional baru sekitar 300 jenis. Pada beberapa tahun terakhir ini, minat akan produk makanan maupun obat – obatan berbasis bahan baku alami semakin meningkat, namun yang sangat penting dicermati adalah konsekuensi dari pemanfaatan sumber daya hayati tanaman berkhasiat obat tanpa upaya pembudidayaanya dan diperoleh dengan eksploitasi / memanen secara liar. Tentunya akan mendorong timbulnya  kerusakan ekologi dan mengakibatkan laju kelangkaan tumbuhan di habitat  alaminya semakin cepat. Di Indonesia terdapat lebih kurang 30.000 jenis tumbuh – tumbuhan, lebih kurang 7.500 jenis diantaranya termasuk tanaman berkhasiat obat (Kontranas, 2006), lebih dari 1.800 jenis tanaman telah di identifikasi dari beberapa formasi hutan, namun hingga saat ini pemanfaatannya masih belum optimal. Jadi Indonesia dikenal sebagai Negara dengan sumber daya hayti kedua terbesar yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.
Masa kini penyakit muncul beraneka ragam. Penyakit dimasa kecil kita belum pernah  terdengar sekarang bermunculan, seperti kanker/tumor, HIV/AIDS, dan lain – lain. Kanker/ tumor adalah penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk : Tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi batas normal) atau sel yang telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak teratur, Menyerang jaringan biologis di dekatnya, Bermigrasi ke jaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darah atau sistem limfatik, disebut metastasis.Di Indonesia Tumor/ kanker ini menempati posisi keenam sebagai penyebab kematian . Sedangkan AIDS merupakan kepanjangan dari Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain). Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. Orang yang terserang virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah.
            Penyakit yang beraneka ragam itu penyembuhannya ternyata memerlukan dana yang cukup besar, tetapi hingga saat ini kanker dan AIDS masih belum menemukan obat yang bias menuntaskan penyakit tersebut.cara yang dilakukan oleh tim medis yaitu antiretrovirus yang pada kenyataannya bukan untuk menyembuhkan,tetapi hanya untuk memperlambat kematian penderita. Antiretrovirus  ini memerlukanbiaya hingga ratusan juta rupiah, dan cara yang disarankan oleh tim medis adalah Back to Nature yaitu dengan cara memanfaatkan tumbuhan tumbuhan yang berkhasiat obat seperti "mahkota dewa"  yang berkhasiat menghambat sel tumor terus tumbuh, "buah merah" yang berkhasiat membunuh dan menyerang virus HIV. Cara ini masih belum diminati oleh masyarakat dikarenakan reaksi dari pengebatan seperti ini membutuhkan waktu yang lumayan lama,meskipun dengan cara seperti ini tidak terlalu menguras kantong.
            Dana pengobatan yang besar itu tidak diikuti dengan laju ekonomi, utamanya masyarakat kecil dipedesaan karena hambatan informasi,transportasi, dan juga dana yang sangat sulit didapatkan dipedesaan. Tak jarang masyarakat dipedesaan yang mengalami penyakit yang berbahaya nyaris tidak dirawat di rumah sakit, namun dikarenakan dana yang tidak mencukupi akhirnya keluarga merawatnya di rumah, hingga akhirnya berakibat fatal bagi penderita karena kurangnya perawatan yang memadai. Sebab itulah jalan keluar dari pendanaan itu akhirnya masyarakat banyak lari ke pengobatan alternatif yang menggunakan obat – obat dari tanaman tradisional yang melimpah ruah di negeri yang kita cintai ini.

B.    TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan laporan ini antara lain untuk mengetahui:
  1. Nama lain dari Jahe, Serai, Kapulogo, Cengkeh,Kemukus, Keningar, dan Kayu secang
  2. Asal Tanaman Jahe, Serai, Kapulogo, Cengkeh,Kemukus, Keningar, dan Kayu secang
  3. Cara Tanam Jahe, Serai, Kapulogo, Cengkeh,Kemukus, Keningar, dan Kayu secang
  4. Cara Pemeliharaan Jahe, Serai, Kapulogo, Cengkeh,Kemukus, Keningar, dan Kayu secang
  5. Cara meracik Jahe, Serai, Kapulogo, Cengkeh,Kemukus, Keningar, dan Kayu secang
  6. Khasiat dari Jahe, Serai, Kapulogo, Cengkeh,Kemukus, Keningar, dan Kayu secang
  7. Cara penggunaan Jahe, Serai, Kapulogo, Cengkeh,Kemukus, Keningar, dan Kayu secang

C.    RUANG LINGKUP LAPORAN
Manusia kerap lupa akan menjaga dan melestarikan lingkungannya, akibatnya banyak kerusakan atau pencemaran yang berdampak buruk bagi kelangsungan hidup manusia itu sendiri, berawal dari keperihatinan itulah aktifis lingkungan membentuk Yayasan Indonesia Hijau (YIH) yang bergerak dibidang pendidikan lingkungan dan bekerja sama dengan WWF berencana untuk membuat tempat Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) pertama kali di soleliman trawas mojokerto. Proyek pembangunan PPLH dimulai pada pertengahan tahun 1988. dari Rp. 150 juta dana yang yang diberikan WWF, Rp. 90 juta digunaknan untuk membeli tanah seluas 3,7 hektar. Diatas lokasi itu kemudian dibangun beberapa bangunan dengan menghabiskan dana Rp. 50 juta.
Begitu banyak wisata di Mojokerto tetpi tidak ada yang bias mengalahkan panorama keindahan di PPLH Seloliman, Trawas ini. Tempat wisata yang memiliki luas 2,7 hektar ini menawarkan beberapa program salah satunya adalah TOGA. Sesuai dengan namanya yakni pusat pendidikan lingkungan hidup, di PPLH dijadikan sebagai tempat pendidikan yang sangat diminati oleh para siswa, mulai dari TK hingga perguruan tinggi.
Kita tidak perlu khawatir saat berada di PPLH, karena selain sebagai tempat pendidikan yang menyediakan bermacam – macam edukasi, di PPLH juga tersedia fasilitas – fasilitas yang yang kita butuhkan misalnya Kamar mandi, restaurant, musholla, aula, dll. Banguanan yang terdapat di PPLH sebagian besar terbuat dari kayu danjuga  bangunannya sangat unik, tidak heran karena memang komplek PPLH dirancang oleh Arsitektur dari Jerman yakni Hans Ulrich Fuhrke.
Karena penulis termasuk dalam kelompok toga maka penulis mencatat beberapa  macam tanaman obat yang ada di PPLH yakni pacing, walisanga, sudomolo, puring, lampes, daun sendok, jinten, jail, melati, tembelekan, sosor bebek, sirih hitam, kumis kucing, lidah buaya, pukul empat, lidah mertua, bunga merak,dll
Karena keterbatasan waktu dan kemampuan penulis, maka penulis hanya mengamati beberapa tanaman saja yakni Jahe, Serai, Kapulogo, Cengkeh,Kemukus, Keningar, dan Kayu secang, yang kemudian diracik menjadi jamu secang. Dan pada akhirnya penulis berharap jika ada lahan kosong di sekitar rumah dapat dimanfaatkan untuk membuat TOGA.











































BAB II
PEMAPARAN HASIL STUDI WISATA

Menurut Kak Salmet / Buwono salah satu instruktur PPLH dibidang TOGA (Taman Obat Keluarga), PPLH Seloliman ini didirikan oleh Yayasan Indonesia Hijau (YIH, berdiri pada 1978) pada 1990 sebagai pusat kegiatan pendidikan ligkungan. “Semua kegiatan dilakukan di dalam center ini. Mulai dari pengelolaan hutan tropis, pencemaran lingkungan, pengolahan sampah, pertanian organik, pembangkit mikrohidro, solar cell, hingga tungku serbuk gergaji. Sebenarnya, isu besarnya adalah pertanian organik,” ugkap Kak Salmet / Buwono.
Semua media untuk belajar Iingkungan ada dalam center ini.
Sebelumnya, YIH menjalankan edukasi lingkungan secara door to door yang pada akhirnya dianggap tidak efisien. Karena itu, didirikanlah PPLH Seloliman. Lokasi ini dipilih lantaran murah dan media pendidikannya banyak, banyak peninggalan sejarah berupa candi, dekat dengan pemukiman, dan tidak terlalu jauh dan ibukota Jawa Timur.
Sesuai dengan namanya, semua fasilitas di dalamnya dibuat ramah lingkungan. Begitu sampai di gerbang masuk kompleks seluas 3,3 ha ini kita sudah merasakan suasana alami. Gerbang itu berbahan batu dengan genteng tanah liat yang dirambati tanaman. Begitu masuk, suasana bersahabat dengan alam sangat terasa. Jalannya dibiarkan tidak beraspal dan di setiap sudut halaman selalu ada tanaman. Tempat sampah yang disediakan dibuat spesifik untuk sampah tertentu, seperti logam, kaca, plastik, kertas. Sampah organik tak terlalu menjadi persoalan karena memang tidak membahayakan hingkungan. Bangunan-bangunannya pun dibuat efisien dalam penggunaan energi, misalnya dengan menempatkan jendela di sudut bangunan.
PPLH Seloliman terbuka bagi siapa saja yang ingin berkunjung. Dari anak TK hingga perguruan tinggi. Dari komunitas informal hingga organisasi formal.
“Tapi semua itu harus dikoordinasikan dengan kami. Di sini SDM-nya terbatas. Kalau tiba-tiba ada 50 orang berkunjung, kami akan kerepotan,” jelas Kak Salmet / Buwono. Di sini kita dapat menikmati sejuknya udara pegunungan. Di malam hari, kita bisa mendengarkan suara jengkerik dan memandang bintang gemintang di langit. Lebih dari itu, kita juga dapat belajar segala sesuatu yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan pelestariannya. Misalnya, mengenal ekosistem hutan tropis, pencemaran lingkungan, lingkungan keluarga pedesaan, energi alternatif dan teknologi tepat lingkungan, pengelolaan sampah, serta lanskap dan ansitektur lingkungan.
Untuk itu, berbagai contoh pengelolaan alam dan lingkungan yang baik diperlihatkan. Dari yang sederhana, pemisahan dan pemanfaatan sampah, pemanfaatan energi matahari, hingga bangunan yang efisien dalam penggunaan energi.
Untuk belajar lingkungan, metode pembelajarannya merupakan gabungan antara kegiatan rekreasi / wisata dan pendidikan.
Karenanya, tempat ini tak hanya rnenyenangkan untuk orang dewasa, tetapi juga untuk anak-anak TK. Ketika Intisari berkunjung ke tempat ini awal Maret lalu misalnya, tak kurang dari 40 siswa sebuah TK swasta di Mojokerta dengan ceria belajar lingkungan hidup. Mereka diajak mengenal tanaman-tanaman yang dapat digunakan sebagai pewarna alami. Mereka juga digiring ke kandang kambing untuk mengenal dan memberi pakan hewan ternak tersebut. Mereka dikenalkan pula pada dunia berkebun.
Sementara anak-anak asyik dengan kegiatan mereka, ibu-ibu mereka dikumpulkan untuk menerima Wawasan baru tentang PPLH Seloliman, lingkungan hidup, dan pelestarian alam. Mereka juga diberi wawasan tentang perlunya menghindari pemakaian pewarna, dan penyedap buatan dalam memasak.
Untuk mendukung kegiatan itu, di PPLH Seloliman tersedia bungalow dan guest house. Setiap bungalow dilengkapi pemanas air bertenaga matahari. Untuk urusan makan, tersedia restoran yang siap melayani kebutuhan makan dan minum.
Tentu saja, fasilitas-fasilitas tersebut juga berorientasi pada lingkungan. Misalnya, bahan makanan yang dimasak di restoran PPLH diutamakan bahan makanan organik. “Kalau tidak begitu, (tujuan) keberadaan kami akan dipertanyakan,” tegas Kak Salmet / Buwono. Masakan tersebut juga tidak menggunakan vetsin.
Untuk keperluan oleh-oleh PPLH Seloliman juga menyediakan kios oleh-oleh. Di sini kita dapat membeli oleh-oleh berupa sayur dan buah yang ditanam secara organik oleh penduduk di sekitar PPLH. Macam-macam keripik hasil kebun organik, misalnya keripik bayem, pisang, dsb, juga tersedia di kios ini.

Karena tujuan kami ke PPLH adalah mengenal,mempelajari, bahkan mempraktekkan TOGA, maka tidak afdol jika tidak praktek membuat jamu. Jamu yang kami buat disaat di PPLH adalah jamu yang paling enak yang pernah kami minum, namanya Jamu / minuman secang, jamu secang ini di percaya oleh masyarakat sebagai miuman Kerajaan Majapahit, lanjut Kak Salmet / Buwono.
            Adapun bahan – bahan yang dibutuhkan untuk membuat minuman secang yaitu:
Bahan – bahan:
*      Kayu Secang   Rp.2.000
*      Keningar         Rp.1.000
*      Cengkeh 2       Rp.1.000
*      Kapulogo        Rp.1.000
*      Serai/Sereh      Rp.   500
*      Jahe                 Rp.2.000
*      Gula 1/4 kg atau sesuai selera

Cara Membuat:
v  Didihkan air ± 3 liter dalam panci stainless atau bahan yang terbuat dari tanah liat (maron) bukan dari alumunium, jika menggunakan bahan dari alumunium maka kandungan dari zat – zat berguna akan berkurang.
v  Setelah mendidih masukkan semua bahan kecuali kayu secang dan gula kemudian panci ditutup.
v  Setelah berbau kira – kira 5 menit masukkan gula dan kayu secang.
v  5 menit kemudian matikan kompor atau tumpu.
v  Minuman secang siap dinikmati.

Catatan:
ü  kayu secang tidak boleh dimasak terlalu lama karena akan berpengaruh pada rasa, rasanya akan terasa pahit.
ü  Lebih nikmat disajikan dalam keadaan hangat maupun dingin (dimasukkan kulkas).
ü  Dapat ditambah air jeruk nipis atau lemon (warna akan menjadi kuning) karena kandungan senyawa asam.
Khasiat :
§        Menghangatkan tubuh,
§        Menambah stamina,
§        Melancarkan aliran darah,
§        Mencegah perut kembung,radang tenggorokan, dan batuk,
§        Menyehatkan kulit (kandungan kayu secang)










BAB III
PEMBAHASAN HASIL STUDI WISATA

Di PPLH Kita di khususkan untuk mengamati tanaman obat yang ada disana, karena memang jurusan kami adalah TOGA kami mengetahui banyak hal dari sana, sesuai dengan tujuan kami akan membahas beberapa jenis tanaman yakni:

  1. JAHE

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:         Plantae
(tidak termasuk)          Monocots
(tidak termasuk)          Commelinids
Ordo:   Zingiberales
Famili: Zingiberaceae
Genus: Zingiber
Spesies:           Z. officinale

Nama binomial
Zingiber officinale
Roscoe[1]










Uraian :
Tanaman herba semusim, tegak, tinggi 40-50 cm. Batang semu, beralur, membentuk rimpang, warna hijau. Daun tunggal, bentuk lanset, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, warna hijau tua. Bunga majemuk, bentuk bulir, sempit, ujung runcing, panjang 3,5-5 cm, lebar 1,5-2 cm, mahkota bunga bentuk corong, panjang 2-2,5 cm, warna ungu. Buah kotak, bulat panjang, warna cokelat.


NAMA LOKAL :
NAMA SIMPLISIA Zingiberis Rhizoma; Rimpang Jahe.


ASAL TANAMAN JAHE
Jahe diperkirakan berasal dari India. Namun ada pula yang mempercayai jahe berasal dari Republik Rakyat Cina Selatan. Dari India, jahe dibawa sebagai rempah perdagangan hingga Asia Tenggara, Tiongkok, Jepang, hingga Timur Tengah. Kemudian pada zaman kolonialisme, jahe yang bisa memberikan rasa hangat dan pedas pada makanan segera menjadi komoditas yang populer di Eropa.

CARA TANAN JAHE
Karena jahe hanya bisa bertahan hidup di daerah tropis, penanamannya hanya bsia dilakukan di daerah katulistiwa seperi Asia Tenggara, Brasil, dan Afrika. Saat ini Equador dan Brasil menjadi pemasok jahe terbesar di dunia.

PERAWATAN TANAMAN JAHE
Jahe tidak menyukai tempat yang terlalu kering dan juga tergenang oleh air, jadi untuk merawatnya sangat mudah yaitu dengan cara menjaga kestabilan kan kungan airnya.
Ciri morfologis
Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30 hingga 100 cm. Akarnya berbentuk rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga kemerahan dengan bau menyengat. Daun menyirip dengan panjang 15 hingga 23 mm dan panjang 8 hingga 15 mm. Tangkai daun berbulu halus.
KHASIAT TANAMAN JAHE
Sifat Khas Tajam dan sumelada. Khasiat Karminatif, stomakik, stimulans, dan diaforetik. PENELITIAN Latifah,1987. Jurusan Farmasi, FMIPA UNPAD. Telah melakukan penelitian pengaruh analgesik perasan rimpang Jahe Merah pada mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata perasan rimpang Jahe memberikan efek yang nyata terhadap perpanjangan waktu reaksi. Semakin besar dosis yang diberikan, semakin besar efek perpanjangan waktu reaksi (efek pengurangan sensitifikasi rasa sakit). Pemberian perasan rimpang Jahe Merah antara 199,8 mg/kg dan 218,0 mg/kg bb mempunyai daya analgesik yang setara dengan daya analgesik asam salisilat 10 mg /kg bb. Ema Viaza,1991. Jurusan Farmasi, FMIPA UI. Telah melakukan penelitian efek antijamur Jahe terhadap jamur Tricophyton mentagrophytes, Trichophyton rubrum, dan Microsparum canis. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata jamur Tricophyton mentagrophytes, Trichophyton rubrum, dan Microsparum canis memberikan kadar hambat minimum sebagai berikut: 6,25; 12,5 mg/ml. Berdasarkan zona hambatan yang diperoleh, efek antijamur tertinggi diberikan terhadap jamur Tricophyton mentagrophytes, kemudian disusul Trichophyton rubrum, dan Microsparum canis. Catatan Jahe dapat dibedakan atas dua jenis. 1. Jahe Pahit. 2. Jahe Merah (sunti).
PENELITIAN TERBARU
Peneliti-peneliti modern ternyata memberi dukungan terhadap penggunaan ‘ramuan tradisional’ jahe ini. Dari hasil penelitian, ekstrak jahe, baik dari jahe segar maupun jahe kering, berkhasiat dalam mengatasi infeksi bakteri, infeksi jamur, kejang, nyeri, luka serta gangguan lambung, tumor, kram dan reaksi alergi. Ekstrak jahe yang di teliti adalah sesuai standard gingerol, yaitu ekstrak yang tidak kehilangan rasa dan aroma jahe yang tajam.

Penelitian terhadap binatang percobaan tikus yang di lakukan di cina dan Negara – Negara barat, menunjukan bahwa jahe segar ampuh untuk meredakan nyeri dan infeksi. Percobaan in vitro (laboratorium) memperlihatkan bahwa jahe menghambat oksidasi (= bersifat antioksidan) sehingga dapat mengurangi resiko penyakit kanker, dan juga menghambat pertumbuhan dari kuman.

Jahe juga bermanfaat untuk sirkulasi darah. Tumbuhan rimpang ini memiliki khasiat antikoagulan (anti pembekuan darah) yang lebih hebat dari pada bawang putih atau bawang merah. Jahe juga mampu menurunkan kadar kolesterol karena bisa mengurangi penyerapan kolesterol dalam darah dan hati. Penelitian yang dilakukan oleh ahli-ahli di jepang memperlihatkan bahwa jahe dapat menurunkan tekanan darah dengan jalan mengurangi laju aliran darah perifer (aliran drah tepi).

Para ahli juga ada yang mencoba jahe untuk mengobati migren. Pengujian ini di dorong terapi ayurveda untuk mengobati gangguan pada sistem saraf. Khasiat jahe sebagai obat migren ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Pada umumnya penelitian jahe diutamakan untuk mengetahui efeknya terhadap pencernaan. Di negeri cina, hasil penelitian yang dilakukan terhdap manusia menunjukan bahwa minuman yang terbuat dari jahe segar dapat menurunkan sekresi asam lambung selama beberapa jam. Kemudian meningkat kembali setelah beberapa lama. Penelitian lainnya menyatakan bahwa akar jahe kering aakan memperkuat lambung, usus halus dan mencegah muntah.

Penelitian terbaru menunjukan ekstrak aseton dan methanol yang berasal dari jahe memiliki efek yang kuat untuk menghambat terjadinya tukakl ( luka) pada lambung. Penelitian lainnya menunjukan bahwa gingerol mampu mengatasi afek toksisitas (keracunan) pada hati dengan jalan meningkatkan asam empedu.

Jahe, lebih dari sekedar bumbu dapur, karena terbukti manjur mengusir berbagai penyakit. Bahkan NASA, pernah tertarik meneliti khasiat jahe untuk mengatasi mabuk para awaknya.

CARA MERACIK MENGGUNAKAN JAHE
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Rimpang.
Kegunaan
1. Asi.
2. Batuk.
3. Membangkitkan nafsu makan.
4. Mulas.
5. Perut kembung.
6. Serbat.
7. Gatal (obat luar).
8. Luka (obat luar).
9. Sakit kepala (obat luar).
10. Selesma (obat luar).

RAMUAN DAN TAKARAN
Mulas
Ramuan:
Jahe Merah (parut)   3 rimpang

Cara pembuatan: Diperas.
Cara pemakaian: Diminum 3 kali sehari 1 sendok teh.
Lama pengobatan: Diulang selama 3 hari.

Serbat
Ramuan:
Jahe  1 rimpang
Bunga Cengkih  2 biji
Buah Kemukus  4 biji
Buah Cabai Jawa  3 biji
Sereh  1 ruas jari tangan
Biji Pala  1 / 5 butir
Daun Jeruk Purut  1/2 lembar
Kulit Kayu Manis   sedikit
Gula Aren  secukupnya
Air  200 ml

Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh.
Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml.
Lama pengobatan : Diulang selama 4 hari.

ASI
Ikan dan udang baik sekali untuk melancarkan ASI. Kadang-kadang bayi rentan terhadap ASI yang berbau ikan atau udang. Untuk mencegah hal tersebut ibu menyusui harus makan lalap Jahe atau Kemangi.

Sakit kepala dan Selesma (Influenza)
Penderita influenza biasanya merasa nyeri di punggung dan di pinggang (greges-greges). Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut penderita dapat diobati dengan ramuan sebagai berikut.
Jahe Merah   beberapa rimpang
Air   secukupnya

Cara pembuatan:
Dipipis hingga berbentuk pasta.

Cara pemakaian:
Tambahkan minyak kelonyo secukupnya dan gosokkan pada bagian badan yang terasa nyeri. Untuk sakit kepala ditempelkan pada pelipis dan belakang telinga penderita.

Selesma
Ramuan:
Jahe Merah   1 rimpang
Herba Poko segar   1 genggam
Buah kemukus   6 butir
Biji Jintan Hitam   2 butir
Air   sedikit

Cara pembuatan:
Dipipis hingga berbentuk pasta.

Cara pemakaian:
Pindahkan ramuan ke kain bersih dan ikat dengan tali, kemudian masukkan ke dalam cuka hangat dan oleskan ke seluruh badan, agar mempercepat keluarnya keringat.
Komposisi :
Minyak atsiri zingiberena (zingirona), zingiberol, bisabolena, kurkumen, gingerol, filandrena, dan resin pahit.


2.     SERAI / SEREH

Sereh

(Cymbopogon nardus (L.) Rendle.)
Sinonim :
Andropogon nardus L., Andropogon citriodorus Desf.
Familia :
Poaceae
SERAI (Cymbopogon nardus) | Tanaman termasuk familia Poaceae. Serai menyukai lahan yang berada di dekat air dengan tanah yang gembur. Tak heran bila serai dapat ditemukan tumbuh liar di tepi sungai, rawa, atau saluran irigasi.

ASAL TANAMAN
 Serai merupakan tanaman asli Indonesia, tanaman ini banyak tumbuh di pulau jawa.

NAMA – NAMA LOKAL
sereh, sere (Jawa), sarai, sorai, sange-sange (Sumatera), belangkak, senggalau, salai (Kalimantan), see, nau sina, bu muke (Nusa Tenggara), tonti, sare (Sulawesi), hisa, isa (Maluku)


CARA PENANAMAN
Untuk pengembangbiakannya tanaman serai cukup mudah. Pisahkanlah serai bagian rumputnya dengan mengikutkan akarnya dan tanamlah.
PERAWATAN Serai
Perawakan: rumput-rumputan tegak, menahun, perakarannya sangat dalam dan kuat. Batang: tegak atau condong, membentuk rumpun, pendek, masif, bulat (silindris), gundul seringkali di bawah buku bukunya berlilin, penampang lintang batang berwarna merah. Daun: tunggal, lengkap, pelepah daun silindris, gundul, seringkali bagian permukaan dalam berwarna merah, ujung berlidah (ligula), helaian;. lebih dari separuh menggantung, remasan berbau aromatik. Bunga: susunan malai atau bulir majemuk, bertangkai atau duduk, berdaun: pelindung nyata, biasanya berwarna sama, umumnya putih. Daun pelindung: bermetamorfosis menjadi gluma steril dan fertil (pendukung bunga). Kelopak: bermetamorfosis menjadi bagian palea (2 unit) dan lemma atau sekam (1 unit). Mahkota: bermetamorfosis menjadi 2 kelenjar lodicula, berfungsi untuk membuka bunga di pagi hari. Benang sari: berjumlah 3-6, membuka secara memanjang. Putik: kepala putik sepasang berbentuk bulu, dengan percabangan berbentuk jambul. Buah: buah padi, memanjang, pipih dorso ventral, embrio separo bagian biji. Asal-usul Ceylon. Waktu berbunga Januari- Desember. Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya Tumbuh pada daerah dengan ketinggian 50-2700 m dpl. Di Sri Lanka, tanaman ini tumbuh alami, namun dapat ditanam pada berbagai kondisi tanah di daerah tropika yang lembab, cukup sinar matahari dan dengan curah hujan yang relatif tinggi. Di Indonesia banyak terdapat di Jawa, ditepi jalan atau dipersawahan dan dikenal dengan nama Sere (New Citronella grass). Biasanya tumbuh di dataran rendah pada kethiggian 60-140 M dpl. Perbanyakan: dapat diperbanyak dengan potongan rimpang. Jarak tanam yang dianjurkan adalah 0,5-1 meter Pemanenan: dilakukan bila tinggi tanaman telah mencapai 1-1,5 meter. Pemotongan pertama dilakukan pada umur 6-9 bulan. Pemanenan selanjutnya dilakukan selang 3-4 bulan (umur panen sangat mempengaruhi rendemen minyak atsiri). Penurunan intensitas cahaya matahari sampai 50% dan pemupukan urea sampai 100 kg/ha dapat berefek pada peningkatan hasil minyak atsiri sereh wangi. Berat segar daun dan berat bahan kering daun hanya dipengaruhi oleh dosis pemupukan nitrogen. Kadar air daun hanya dipengaruhi intensitas cahaya matahari. Tinggi tanaman dipengaruhi oleh Intensitas cahaya matahari dan dosis pemupukan nitrogen dan keduanya terdapat interaksi dalam mempengaruhi tinggi tanaman. Pada jarak tanam yang rapat dapat berefek pada peningkatan jumlah daun atau anakan pada 5-7 MST, jumlah anakan / rumpun pada 5-15 MST; begitu pula produksi bahan tanaman pada 24 MST serta tidak berpengaruh pada kandungan geraniol dan sitronelol. Interaksi antara jarak tanam dan pupuk NPK berpengaruh terhadap tinggi tanaman pada 5 MST dan jumlah anakan / rumpun pada 19 MST. Interaksi antara pupuk kandang den pupuk NPK berpengaruh pada jumlah daun / anakan pada 5 MST. Interaksi antara pupuk kandang, jarak tanam dan pupuk NPK berpengaruh pada jumlah anakan / rumpun pada 21 MST. Semakin rapat jarak tanam dapat berefek pada peningkatan hasil minyak atsiri; jarak tanam yang semakin lebar berpengaruh pada tinggi tanaman yang semakin tinggi; dosis pemupukan tidak berefek pada peningkatan hasil minyak atsiri dan tinggi tanaman. Jarak tanam dan dosis pemupukan yang berbeda tidak berefek pada perbedaan hasil berat daun segar dan diameter kanopi pada saat panen. Jarak tanam 50 x 50 cm berefek pada lebih beratnya daun kering dari pada jarak tanam yang lebih lebar;, sedangkan perbedaan dosis pemupukan tidak berpengaruh. Dosis pemupukan urea 50 kg/ha sampai 100 kg/ha dapat berefek pada kenaikan jumlah anakan pada saat panen, sedangkan jarak tanam 90x90 cm akan mempercepat pembentukan anakan.

Khasiat Tanaman Serai
Sebagai obat kulit
Nyeri atau Ngilu
sakit kepala,
nyeri lambung,
diare

CARA MERACIK dan MENGGUNAKAN SERAI
Untuk penghangat badan:
5 gram akar segar Andropogon nardus, dicuci dan direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit; kemudian diminum 2 kali sehari masing?masing 1/2 gelas, pagi dan sore .
Komposisi :
Daun: daun sereh dapur: 0,4% minyak atsiri dengan komponen yang terdiri dari sitral, sitronelol (66-85%), (a-pinen, kamfen, sabinen, mirsen, ß-felandren, p-simen, limonen, cis-osimen, terpinol, sitronelal, borneol, terpinen-4?ol, a-terpineol, geraniol, farnesol, metil heptenon, n-desialdehida, dipenten, metil heptenon, bornilasetat, geranilformat, terpinil asetat, sitronelil asetat, geranil asetat, ß-elemen, ß-kariofilen, ß-bergamoten, trans-metilisoeugenol, ß-kadinen, elemol, kariofilen oksida. Pada penelitian lain pada daun ditemukan minyak atsiri 1% dengan komponen utama (+) sitronelol, geranial (lebih kurang 35% dan 20%), disamping itu terdapat pula geranil butirat, sitral, limonen, eugenol, dan metileugenol. Sitronelol hasil isolasi dari minyak atsiri sereh terdiri dari sepasang enansiomer (R)-sitronelal dan (S) sitronelal. Pada jenis Cymbopogon yang lain (Cymbopogon giganteus chiovenda) mengandung minyak atsiri yang terdiri dari limonen, p-mentha-1,5, 8-trien; 1,2 limonenoksida; p-mentha-2,8-dien-l-ol; Dekan-2,4dien-l-ol; p-metilasetofenon; trans-p-menta-1(7), 8dien-2-ol; Decan-2, 4-dienal; isopiperitenol; cis-p.menta-1 (7), 8-dien-2-ol; cis carveol; carvone; isopiperitenon; cuminil alkohol; perililaldehid; perilil alkohol.

3.     KAPULOGO

Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
A. compactum,

Kapulaga adalah sejenis buah yang sering digunakan sebagai rempah (bumbu) untuk masakan tertentu dan juga untuk campuran jamu. Ada dua macam kapulaga yang banyak digunakan di Indonesia, yakni kapulaga Jawa (Amomum compactum) dankapulaga sabrang atau kapulaga India (Elettaria cardamomum); kedua-duanya termasuk ke dalam suku jahe-jahean atau Zingiberaceae.
Di Indonesia, yang umum disebut kapulaga adalah A. compactum itulah; sementara di negara-negara yang berbahasa Inggris yang umum disebut cardamom (true cardamom) adalah jenis E. cardamomum (lihat pada catatan di bawah). Uraian berikut ini merujuk pada A. compactum, tumbuhan asli dari Jawa, yang dahulu dikenal sebagai A. cardamomum.

Bunga kapulaga, dengan labellumberhias warna kuning dan merah-ungu

Terna yang kuat, menahun, dan berbau aromatis pada pelbagai bagiannya. Tumbuh mencapai tinggi 2 m, dengan rimpang yang tumbuh menjalar di bawah tanah, agak bulat gilig, gemang 1-2cm, putih kekuningan, tertutupi sisik-kelopak tak berambut berwarna coklat kemerahan.[2]
Batang-batang semu muncul agak terpisah-pisah, tumbuh tegak 1,5-2 m, bulat gilig berdiameter hingga 2,5 cm, hijau gelap. Daun-daun terletak berseling, duduk, bentuk lanset, 7,5-50 cm × 3-10 cm, pangkalnya perlahan-lahan menyempit, ujungnya meruncing dengan runcingan sepanjang 3 cm, hijau mengkilap dengan banyak bintik yang awalnya putih namun akhirnya merah darah.[2]
Perbungaan muncul langsung dari rimpang, terpisah dari batang semu, adakalanya sebagian terbenam tanah; tandan bertangkai panjang hingga 10 cm, ditutupi oleh sisik-sisik yang rapat, yang tersusun seperti genting dan tidak rontok. Kelopak seperti tabung seperti seludang, 1,3 cm, berambut. Mahkota berupa tuba, bertaju-3, taju 8 mm panjangnya bentuk jorong memita, putih atau kekuningan. Labellum[3] bundar telur lebar, 15-18 mm × 10-15 mm, menyempit di pangkalnya, berambut halus di sisi dalam, kuning dengan pita tengah ungu gelap atau putih (kekuningan) dengan pita tengah kuning diapit garis ungu. Buah kapsul bulat agak tertekan, berdiameter 1-1,5 cm, bergaris-garis rapat dan berambut pendek halus, bermahkota sisa perhiasan bunga. Biji banyak, kecil-kecil, terlindung dalam salut biji (arilus) berwarna keputihan.

NAMA-NAMA LOKAL

Kapulaga dikenal dengan banyak nama: kapulogo (Jw.);  kapol (Sd.);  kapolagha, palagha(Md.);  kapulaga, karkolaka (bahasa Bali); kapulaga, garidimong (Sulsel);  pelaga, puwar pelaga (Smt.);  palaga, puwa palago (Mink.); kapulaga, kardamunggu (Btw.).  Juga, kepulaga, puar, pelaga (Mal.); amome à grappe (Prc.); serta Java cardamom, round cardamom, false cardamom (Ingg.) Namun ada pula yang mengenalnya sebagai Siamese cardamom, meskipun ini mungkin merujuk pada spesies yang berbeda.

ASAL TANAMAN

Kapulogo merupakan tanaman asli Jawa

 

CARA PENANAMAN KAPULOGO

Kapulogo dapat ditanam  melalui bijinya,batangnya,rimpangnya denagn cara dipendam didalam tanah.

PERAWATAN KAPULOGO

Sama halnya dengan menanam jahe, kapulogo juga tidak terlalu membutuhkan perawatan yang khusus, hanya saja kapulogo membutuhkan tempat yang sejuk, tetapi tidak tergenang air.

KHASIAT TANAMAN KAPULOGO

Kapulaga terutama ditanam orang untuk buahnya, yang setelah dikeringkan diperdagangkan sebagai bumbu atau rempah-rempah. Kapulaga merupakan unsur penting dalam masakan soto Betawi. Pucuk (tunas) kapulaga digemari sebagai lalap, baik mentah, dikukus, atau direbus.
Dari bijinya diekstrak minyak atsiri yang dimanfaatkan dalam industri parfum dan bahan pewangi.
·         Bijinya juga digunakan sebagai bahan obat tradisional untuk menyembuhkan: sakit perut, batuk, dan sebagai penguat tubuh setelah melahirkan.
·         Air rebusan semua bagian tanaman diminum jika badan terasa lemas dan untuk meringankan sakit rematik.
·         Rimpangnya yang ditumbuk dan dikeringkan dipakai untuk mengatasi demam dan sakit usus.
Biji kapulaga yang dikeringkan mengandung 2-4% minyak esensial, yang terutama terdiri dari 1,8-cineol (hingga 70%), β-pinen (16%), α-pinen (4%), α-terpineol (5%) dan humulen (3%). Rimpang dan akar segar mengandung minyak esensial sekitar 0,1%, yang berisi 1,8-cineol.

CARA MERACIK dan MENGGUNAKAN KAPULOGO
Buah.
Kegunaan
Buah:
1. Aroma jamu.
2. Napas/mulut bau.
3. Perut kembung.
4. Radang tenggorokan.
5. Suara parau.

RAMUAN DAN TAKARAN

Napas/Mulut Bau
Ramuan:
Buah Kapulaga   10 butir
Daun Pegagan   1 genggam
Air   secukupnya
Cara pernbuatan: 
Dipipis.

Cara pemakaian:
Diminum 1 kali sehari, pagi hari 1/4 cangkir.

Lama pengobatan:
Diulang selama 7 hari. Untuk pemeliharaan diminum 3 kali seminggu. Usahakan buang air besar secara teratur, dan gosok gigi sehabis makan.

Perut Kembung dan Mulas
Ramuan:
Buah Kapulaga(sangrai dan tumbuk kasar)   7 butir
Biji Jati Belanda(disangrai dan tumbuk kasar)   10 butir
Air mendidih   100 ml

Cara pembuatan:
Diseduh.

Cara pemakaian:
Diminum seperti minum teh, sehari 100 ml.

Radang Tenggorokan
Ramuan:
Buah Kapulaga (tumbuk kasar)   10 butir
Rimpang Kunyit (tumbuk kasar)   6 gram
Air mendidih   100 ml

Cara pembuatan:
Diseduh.

Cara pemakaian:
Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml.

Lama pengobatan:
Diulang selama 7 hari.

4.     CENGKEH
Kerajaan:
Filum:
(tidak termasuk)
(tidak termasuk)
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
S. aromaticum
Cengkeh (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum), dalam bahasa Inggris disebutcloves, adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae.

ASAL TANAMAN CENGKEH
Cengkeh adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di negara-negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia. Cengkeh ditanam terutama di Indonesia (Kepulauan Banda) dan Madagaskar; selain itu juga dibudidayakan diZanzibar, India, dan Sri Lanka.
Tumbuhan ini adalah flora identitas Provinsi Maluku Utara.

KHASIAT CENGKEH
Cengkeh dapat digunakan sebagai bumbu, baik dalam bentuknya yang utuh atau sebagai bubuk. Bumbu ini digunakan di Eropa dan Asia. Terutama di Indonesia, cengkeh digunakan sebagai bahan rokok kretek. Cengkeh juga digunakan sebagai bahan dupa di Republik Rakyat Cina dan Jepang. Minyak cengkeh digunakan di aromaterapi dan juga untuk mengobati sakit gigi. Daun cengkeh kering yang ditumbuk halus dapat digunakan sebagai pestisida nabati dan efektif untuk mengendalikan penyakit busuk batang Fusarium dengan memberikan 50-100 gram daun cengkeh kering per tanaman.
Cengkeh banyak dimanfaatkan sebagai obat secara nyata diantaranya digunakan untuk melindungi dari masuk angin dan perut kembung. Membantu merangsang sirkulasi darah dan mengatur suhu tubuh.
Gangguan Pencernaan : Cengkeh dapat merangsang produksi enzymatic dan meningkatkan berfungsinya percernaan. Cengkeh digunakan dalam mengatasi permasalahan lambung, sakit perut dan gangguan pada pencernaan. Adapun cara pembuatanya obat untuk mengatasi muntah-muntah, sakit perut dan tenggorokan adalah dengan menghaluskan cengkeh dan dicampur madu kemudian dimimum.
Kolera : Cengkeh sangat ampuh untuk mengatasi kolera karena dapat memperkuat lendir usus dan lambung serta menambah jumlah darah putih, adapun caranya dengan mengambil 4 gram kuntum cengkeh dan 3 gelas air kemudian di rebus sampai menjadi setengahnya.
Asma : Untuk pengobatan asma caranya dengan mengambil 6 kuntum cengkeh dicampur 30 ml air dan sedikit madu, lakukan hal tersebut 3 kali sehari.
Sakit Gigi : Untuk pemanfaatan mengatasi sakit gigi caranya Sangrai 10 butir cengkeh sampai hangus. Giling sampai halus, masukkan kelubang gigi secukupnya, lalu tutup dengan kapas. Lakukan 2 kali sehari. Cara lain: sumbat gigi yang berlubang dengan kapas yang telah ditetesi minyak cengkeh.
Sakit Telinga : Untuk mengatasinya caranya dengan mengoleskan minyak cengkeh ke telinga yang terasa sakit dengan menggunakan katembat.
Sakit Kepala : Untuk mengatasi sakit kepala caranya dengan mencampurkan cengkeh, garam dan susu, karena sifat garam dapat menyerap cairan dan menurunkan tekanan darah.
Sirkulasi Darah : Minyak Cengkeh bermanfaat untuk meningkatkan metabolisme tubuh Anda, dengan meningkatkan sirkulasi darah akan menurunkan suhu tubuh.
Membersihkan Darah: Minyak cengkeh dapat dimanfaatkan dalam membershihkan darah.
Diabetes: Seiring dengan pembersihan darah, minyak cengkeh juga membantu dalam mengendalikan tingkat gula darah dan dengan itu adalah berguna bagi penderita diabetes.
Kekebalan Tubuh: Cengkeh dapat dimanfaatkan sebagai peningkat kekebalan tubuh, kandungan yang ada dalam cengkeh yang bersifat antivirus dan kemampuan untuk membersihkan darah sehingga dapat meningkat perlawanan terhadap penyakit.
Stres : Minyak Cengkeh bermanfaat sebagai zat perangsang pikiran dan mental, menghilangkan keletihan dan kelelahan. Bila digunakan sebagai obat dalam dengan dosis yang sesuai maka dapat menenangkan pikiran. Minyak cengkeh juga dapat membantu mengatasi susah tidur pada penderita insomnia. Manfaat lainya untuk merawat masalah mental seperti kehilangan memori, depresi dan kegelisahan

 CARA MERACIK dan MENGGUNAKAN CENGKEH.
1. Kolera  dan menambah Denyut Jantung
    Bahan: Bunga cengkeh yang sudah kering
    Cara menggunakan: dikunyah disesap airnya, dilakukan setiap hari.
    Minyak cengkeh dapat memperkuat lendir usus dan lambung serta
    menambah jumlah darah putih.

2.  Campak
     Bahan: 10 Biji bunga cengkeh dan gula batu
     Cara membuat: bunga cengkeh direndam air masak semalam
     kemudian ditambah dengan gula batu dan diaduk sampai merata.
     Cara menggunaka : diminum sedikit demi sedikit

3. Menghitamkan alis mata
    Bahan: 5-7 biji bunga cengkeh kering dan minyak kemiri.
    Cara membuat: bunga cengkeh dibakar sampai hangus, kemudian
    ditumbuk sampai halus dan ditambah dengan minyak kemiri
    secukupnya.
    Cara menggunakan: dioleskan pada alis mata setiap sore hari.

5.     KEMUKUS
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
P. cubeba
ASAL dan NAMA TANAMAN
Kemukus (Piper cubeba L.) adalah tanaman yang tergolong dalam genus Piper, yang ditanam untuk diambil buah dan minyak atsirinya. Tanaman ini berasal dan banyak ditanam di Jawa dan Sumatera, sehingga disebut juga sebagai lada jawa atau cabe jawa ("Java pepper").
Buah kemukus umumnya dipanen sebelum masak kemudian dikeringkan. Kemukus sering dijual dalam bentuk buah kering yang masih memiliki tangkai, sehingga sering disebut sebagai merica berekor (tailed pepper). Biji kemukus berwarna putih, keras dan berminyak.
Buah kemukus kering digunakan sebagai bumbu rempah dalam masakan, terutama masakan Indonesia. Kegunaan lain adalah sebagai penguat rasa pada gin dan rokok. Namun kegunaan penting kemukus adalah sebagai bahan farmakope dan sumber minyak atsiri (oleum cubebae).
Waktu berbunga  : Januari - Desember
Distribusi               : Di Jawa pada elevasi 10 - 400 m.dpl., Di hutan dan di budidaya.
Keanekaragaman : Memiliki variasi morfologi
 

CARA PENANAMAN dan PERAWATAN KEMUKUS
Tanaman kemukus dapat tahan hidup hingga 15 tahun lebih, ditanam melalui stek berukuran 7 ruas (tanpa daun) atau menggunakan stek satu ruas (berdaun satu) dari batang yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda, sementara pohon pnjatan yang baik adalah pohon turi (Sesbania grandiflora) atau tanaman gamal (Glyricidia sp.). Media stek yang dipakai adalah tanah yang gembur dan miskin pasir, lingkungan stek harus lembab, namun tidak becek, pembuangan kelebihan air perlu diperhatikan. Stek daun tidak tahan terhadap sengatan panas matahari, maka perlu naungan atap atau sejenisnya. Penyakit yang sering dijumpai ialah Cephaleuros virescens, suatu ganggang yang dapat menimbulkan bercak-bercak pada daun dan ranting dan dapat menggugurkannya. Penyakit lain dapat menyerang pada akar dan pangkal batang.

KHASIAT KEMUKUS
Secara tradisional buah kemukus digunakan untuk peluruh air seni, asma, peluruh air liur, pencegah mua dan peluruh kentut.3,7) Fructus cubebae memberikan efek stimulasi selaput lendir, sehingga dapat digunakan untuk pengobatan bronkitis, bahan ini digunakan dalam bentuk serbuk (jarang dalam bentuk ekstrak atau minyak menguapnya), sebagai campuran rokok untuk asma. Minyaknya digunakan dalam pengobatan kencing nanah

CARA MERACIK KEMUKUS dan PENGGUNAAN
Oleoresin Cubebae: Cara membuat 500 g serbuk kemukus (ayakan nomor 30) dimasukkan ke dalam alat perkolator gelas, lalu direndam dengan alkohol sampai semua serbuk terendam, lalu teteskan pelan-pelan. Apabila cadangan alkohol yang digunakan untuk merendam serbuk berkurang, maka ditambahkan lagi alkohol sampai semua alkohol yang menetes jernih tidak berwarna. Hasil tetesan (perkolat) diuapkan dengan penyulingan hingga diperoleh sari yang pekat. Residu yang berupa masa kental seperti lilin dan bahan-bahan yang mengkristal tidak digunakan , yang digunakan sebagai oleoresin adalah bagain cairannya. Dosis 0,5 gram.

6.     KENINGAR

Keningar/Kayu Manis (padang)

(Cinnamomum burmani (nees) Bl.)

Sinonim :
Cinnamomum chinense Bl. Cinnamomum dulce Nees. Cinnamomum kiamis Nees.

Familia :
Lauraceae.

Uraian :
Pohon tinggi dapat mencapai 15 meter. Batang berkayu dan bercabang-cabang. Daun tunggal, lanset, warna daun muda merah pucat setelah tua berwarna hijau. Perbungaan bentuk malai, tumbuh di ketiak daun, warna kuning. Buah buni, buah muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam. Akar tunggang.

NAMA  LOKAL :
NAMA SIMPLISIA Cinnamomi Cortex, Cassia vera; Kayu Manis (Padang), Kayu Manis.
SIFAT KHAS Pedas, agak manis, dan menghangatkan. KHASIAT Analgesik, stomakik, dan aromatik. PENELITIAN Harry Onggirawan, 1980. Jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS. Telah melakukan penentuan koefisien fenol, minyak atsiri kulit Kayu Manis (Padang) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Salmonella typhosa. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata minyak atsiri kulit Kayu Manis (Padang) mempunyai daya antimikroba (koefisien fenol) 3,18 (berarti 3,18 kali lebih kuat daripada fenol) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Daya antimikroba (koefisien fenol) 3,64 terhadap Salmonella typhosa. Ria Amelya, 1992. Jurusan Biologi, FMIPA UNAND. Telah melakukan penelitian pengaruh daya hambat Kayu Manis (Padang) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata sari Kayu Manis (Padang) dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus pada konsentrasi 1,1%, sedangkan pada konsentrasi 0,3%; 0,5%; 0,7%; dan 0,9% tidak dapat menghambat.

CARA TANAM
Untuk menanam Keningar bias menggunakan teknik setek batang

CARA PERAWATAN
Sama halnya dengan pohon pada umumnya keningar tidak terlalu membutuhkan perawatan yang khusus.

KHASIAT KENINGAR
1. Mencret.
2. Membangkitkan nafsu makan..
3. Memberi aroma pada makanan dan obat tradisional.
4. Nyeri pinggang
5. Rematik.
6. Sakit perut.

CARA MERACIK dan MENGGUNAKAN KENINGAR
Mencret
Selain minum obat mencret sebaiknya juga diberi tapal
ramuan :
Kayu Manis (Padang)   3 gram
Buah Kayu Ules   2 gram
Rasuk Angin   2 gram
Rimpang Kencur segar   8 gram
Ketumbar   3 gram
jintan Hitam   2 gram
Mungsi   2 gram
Rimpang Lempuyang   10 gram
Pulosari   2 gram
Buah Adas   2 gram
Biji Kedawung   4 butir
Air   sedikit
Cara pembuatan:
Dipipis hingga menjadi pasta.
Cara pemakaian:
Ditapalkan di seluruh bagian perut dan pakailah gurita.
Komposisi :
Kulit kayu: Minyak atsiri, tanin, damar, dan lendir.

7.     SECANG

Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Upafamili:
Genus:
Spesies:
C. sappan

CARA TANAM dan PERAWATAN
 :
Tanaman ini menyenangi tempat terbuka sampai ketinggian 1.000 m dpl., seperti di daerah pegunungan yang berbatu tetapi tidak terlalu dingin. Secang tumbuh liar dan kadang ditanam sebagai tanaman pagar atau pembatas kebun. Perdu atau pohon kecil, tinggi 5-10 m, batang dan percabangannya berduri tempel yang bentuknya bengkok dan letaknya tersebar, batang bulat, warnanya hijau kecoklatan. Daun majemuk menyirip ganda, panjang 25-40 cm, jumlah anak daun 10-20 pasang yang letaknya berhadapan. Anak daun tidak bertangkai, bentuknya lonjong, pangkal rompang, ujung bulat, tepi rata dan hampir sejajar, panjang 10-25 mm, lebar 3-11 mm, warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk berbentuk malai, keluar dari ujung tangkai dengan panjang 10-40 cm, mahkota bentuk tabung, warnanya kuning. Buahnya buah polong, panjang 8-10 cm, lebar 3-4 cm, ujung seperti paruh berisi 3-4 biji, bila masak warnanya hitam. Biji bulat memanjang, panjang 15-18 mm, lebar 8-1 1 mm, tebal 5-7 mm, warnanya kuning kecoklatan. Panenan kayu dapat dilakukan mulai umur 1-2 tahun. Kayunya bila digodok memberi warna merah gading muda, dapat digunakan untuk pengecatan, memberi warna pada bahan anyaman, kue, minuman atau sebagai tinta. Perbanyakan dengan biji atau stek batang.

NAMA LOKAL :

Secang (Sunda), kayu secang, soga jawa (Jawa).

KHASIAT SECANG
, luka berdarah, memar berdarah.
- Luka dalam.
- Sifilis, darah kotor, Radang selaput lendir mata.
- Malaria.
- Pengobatan setelah bersalin.
- Tetanus.
- Pembengkakan (tumor),
- Nyeri karena gangguan sirkulasi darah dan Ci.

PEMAKAIAN:
Untuk minum: 3-9 g, direbus.
Pemakaian luar: Kayu direbus, airnya untuk mencuci luka, luka berdarah atau dipakai untuk merambang mata yang meradang.

CARA MERACIK:
1. Pembersih darah:
    Kerokan kayu ditambah ketumbar dan daun trawas, rebus.

2. Diare / mencret:
    5 g kayu dipotong kecil-kecil lalu direbus dengan 2 gelas air bersih
    selama 15 menit. Setelah dingin disaring, dibagi menjadi 2 bagian.
    Minum pagi dan sore hari.

3. Batuk darah pada TBC:
    1 1/2 jari kayu secang dicuci dan dipotong-potong seperlunya,
    rebus dengan 4 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas, Setelah
    dingin disaring, minum. Sehari 3 x 3/4 gelas.

4. Radang salaput lendir mata:
    2 jari kayu secang dicuci dan dipotong-potong seperlunya, rebus
    dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin
    disaring, airnya dipakai untuk merambang mata yang sakit.

5. Berak darah:
    1 jari kayu secang dicuci dan dipotong-potong seperlunya, rebus
    dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin
    disaring lalu diminum dengan madu seperlunya. Sehari 2 x 3/4 gelas.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Sepat tidak berbau. Menghentikan perdarahan, pembersih darah, pengelat, penawar racun dan antiseptik. KANDUNGAN KIMIA: Kayu: Asam galat, tanin, resin, resorsin, brasilin, brasilein, d-alfa-phellandrene, oscimene, minyak atsiri. Daun: 0,16%-0,20% minyak atsiri yang berbau enak dan hampir tidak berwarna.





































BAB IV
PENUTUP

  1. KESIMPULAN
Setelah dibahas panjang lebar pada BAB II (PEMBAHASAN) maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.               Jahe merupakn tanaman yang berasal dari India, bahasa latin dari jahe adalah zingiber officinale yang berarti tanaman rimpang yang sangat popular digunakan sebagai rempai – rempah, rasa khasnya adalah pedas, sehingga jahe banyak digunakan untuk menghangatkan badan, meredakan batuk,dll
2.               Serai / Sereh atau cymbopogon narilus yaitu tanaman asli Indonesia, serai berkhasiat untuk mengobati ngiludan nyeri, nyeri lambung, sakit kepala,dll. Cara menanam serai cangat mudah yakni cukup mengubur batangnya.
3.               Kapulogomerupakan tanaman khas Jawa yang memiliki nama latin Zingiberaeae, Kapulogo biasa digunakan sebagai campuran Jamu, untuk menanam kapulogo yaitu tunasnya langsung di kubur, kapulogo berkhasiat menyembuhkan rheumatic, batuk, dll.
4.               Cengkeh merupakan putik bunga dari poon cengkeh yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan. Tanaman ini berasal dari Maluku, untuk menanam cengkeh yaitu menggunakan teknik setek, cengkeh berkhasiat untukmenghilnhkan bau mulut, menghilangkan sakit gigi,dll
5.               Kemukus adalah biji- bijian yang mirip dengan merica dengan rasa pedas yang khas nama latinnya adalah piperaciae, tanaman ini banyak ditemukan di Jawa dan Sumatra, untuk menanam kemukus sama halnya dengan menanam sirih yaitu disetek.
6.               Keningar atau kayu manis yaitu kulit dari pohon kayu manis yang berasal dari Indonesia, untuk mennanam keningar yaitu dengan cara teknik setek batang. Keningar berkhasiat untuk  menyembuhkan keputihan, dll.
7.               Secang atau ceusalpilia sappan L adalah tumbuhan yang berbentuk pohon yang digunakan sebagai pewarna, tanaman ini berasal dari Asia Tenggara Maritim, secang berkhasiat untuk menyegarkan badan,dll. Untuk menanam tanaman secang yaitu menggunakan cara setek batang.


  1. SARAN

  1. Demi terlaksananya kegiatan yang sesuai dengan yang direncanakan, untuk tahun berikutnya lembaga diharapkan agatr menyesuaikan waktu yang ada di buku panduan, supaya peserta tidak kebingungan.
  2. Untuk adik kelas yang akan melaksanakan studi wisata di tahun – tahun berikutnya diharapkan memilih jurusan yang sesui dengan minat dan bakat masing – masing, supaya dapat bermanfaat bagi kehidupannya
  3. Untuk para pembaca diharapkan memahami, dan kemudian diaplikasikan dalam kehidupannya
  4. Musholla di PPLH tempat wudlunya hanya satu yang dapat dimanfaatkan, jadi perlu adanya tindak lanjut untuk membenahinya
  5. Sebagai tempat yang banyak dikunjungi masyarakat, PPLH memang layak untuk dikunjungi,tetapi toiletnya kurang aman untuk digunakan karena menggunakan model outdoor.





DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Doni Fauzi. 2008. Manfaat Tanaman Obat. Jakarta : EDSA Mahkota
Indahan, Zeli. 2009. Resep Mujarab Sehat Tanpa Obat. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya
Indahan, Zeli. 2010. 50 Solusi Herbal Pengobatan Murah. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya
Isnaini,M.2007.Sehat Tanpa Obat dari Ikhtiyar Fisik sampai Religius. Yogyakarta: Media Insani
Sunyoto.2001. Sehat dan Murah. Jakarta: EDSA Mahkota.










































LAMPIRAN












 












Minuman Secang




















Jahe dan Serai / Sereh                                        Keningar / Kyu Manis













Cengkeh           Cengkeh

 










SECANG



 







                                                                                      


                                                                                                KAPULOGO




 










      KEMUKUS





 








MINUMAN SECANG
Yang di campur Jeruk




































 



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar